PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mengalami penurunan pendapatan sebesar 1,3 persen dengan menjadi Rp12,47 triliun di semester I-2016, dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp12,64 triliun.
Pendapatan yang turun membuat posisi laba bersih Semen Indonesia terperosok jauh sebesar 10,1 persen menjadi Rp1,96 triliun. Padahal periode yang sama di 2015 posisi laba lebih besar yaitu mencapai Rp2,19 triliun.
Baca juga
"Posisi kondisi industri semen domestik di 2016 mengalami perubahan signifikan yaitu terjadinya over kapasitas, karena banyak pemain baru yang masuk. Melimpahnya pasokan memaksa pelaku industri semen melakukan strategi tersendiri guna memenangkan persaingan, diantaranya memangkas jual," kata Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra, ditemui pada saat paparan publik dalam acara 'Institutional Investor Day dan Investor Day 2016' di Gedung BEI, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Sepanjang Januari-Juni 2016, volume penjualan semen mencapai 13,63 juta ton, termasuk penjualan domestik Thang Long Cement Vietnam sebesar 850 ribu ton. Angka volume penjualan mengalami pertumbuhan 1,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 13,42 juta ton.
Penjualan semen SMGR di dalam negeri yang terbesar dalam bentuk kantong (bag) mencapai 77 persen, penjualan tersebut didominasi oleh sektor retail atau rumah. Sedangkan penjualan dalam bentuk curah sebesar 23 persen yang diserap oleh ready mix, fabricator precast, fiber cement, dan project.
Dalam menghadapi persaingan, Semen Indonesia telah memiliki siasat untuk menghadapi over kapasitas. Setidaknya ada tiga strategi yang digunakan, competitive advantage menjadi grand strategy pertama yang dicanangkan perusahaan. Strategi ini akan menjadikan perusahaan sebagai produsen dengan biaya murah melalui logistik dan efisiensi energi.
"Berbagai langkah untuk mencapai optimalisasi logistik telah ditempuh perseroan. Hingga akhir 2015 perseroan sudah menyelesaikan beberapa proyek strategis yaitu packing plan Pontianak, Balikpapan, dan Lampung. Grinding Plant Dumai serta New Coal Mill di Semen Tonasa," terang Rizkan.
Lanjut Rizkan, perseroan pun akan fokus kembangkan sektor hilir. Hal ini diyakini bisa menyeimbangkan tingginya pasokan dan kenaikan pendapatan bagi perseroan.
"Kita juga akan lakukan cost transformation agar menjaga margin EBITDA dan profit. Kami juga akan tingkatkan branding Semen Indonesia di luar pulau Jawa," pungkas Rizkan
Pendapatan yang turun membuat posisi laba bersih Semen Indonesia terperosok jauh sebesar 10,1 persen menjadi Rp1,96 triliun. Padahal periode yang sama di 2015 posisi laba lebih besar yaitu mencapai Rp2,19 triliun.
Baca juga
"Posisi kondisi industri semen domestik di 2016 mengalami perubahan signifikan yaitu terjadinya over kapasitas, karena banyak pemain baru yang masuk. Melimpahnya pasokan memaksa pelaku industri semen melakukan strategi tersendiri guna memenangkan persaingan, diantaranya memangkas jual," kata Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra, ditemui pada saat paparan publik dalam acara 'Institutional Investor Day dan Investor Day 2016' di Gedung BEI, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Sepanjang Januari-Juni 2016, volume penjualan semen mencapai 13,63 juta ton, termasuk penjualan domestik Thang Long Cement Vietnam sebesar 850 ribu ton. Angka volume penjualan mengalami pertumbuhan 1,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 13,42 juta ton.
Penjualan semen SMGR di dalam negeri yang terbesar dalam bentuk kantong (bag) mencapai 77 persen, penjualan tersebut didominasi oleh sektor retail atau rumah. Sedangkan penjualan dalam bentuk curah sebesar 23 persen yang diserap oleh ready mix, fabricator precast, fiber cement, dan project.
Dalam menghadapi persaingan, Semen Indonesia telah memiliki siasat untuk menghadapi over kapasitas. Setidaknya ada tiga strategi yang digunakan, competitive advantage menjadi grand strategy pertama yang dicanangkan perusahaan. Strategi ini akan menjadikan perusahaan sebagai produsen dengan biaya murah melalui logistik dan efisiensi energi.
"Berbagai langkah untuk mencapai optimalisasi logistik telah ditempuh perseroan. Hingga akhir 2015 perseroan sudah menyelesaikan beberapa proyek strategis yaitu packing plan Pontianak, Balikpapan, dan Lampung. Grinding Plant Dumai serta New Coal Mill di Semen Tonasa," terang Rizkan.
Lanjut Rizkan, perseroan pun akan fokus kembangkan sektor hilir. Hal ini diyakini bisa menyeimbangkan tingginya pasokan dan kenaikan pendapatan bagi perseroan.
"Kita juga akan lakukan cost transformation agar menjaga margin EBITDA dan profit. Kami juga akan tingkatkan branding Semen Indonesia di luar pulau Jawa," pungkas Rizkan
Posting Komentar